Geng motor yang akhir-akhir ini heboh di bicarakan di berbagai media massa dan keberadaannya sangat meresahkan masyarakat bahkan telah menjadi momok bagi masyarakat tidak hanya di perkotaan tapi juga di daerah-daerah yang notabene jauh dari kota. Maraknya aksi gerombolan yang menamakan geng atau sejenisnya tersebut terjadi karena kurangnya pengawasan dan sifat yang tidak peduli terhadap perubahan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat, baik itu dari keluarga, lingkungan maupun dari pihak-pihak yang berwenang seperti aparat penegak hukum. Sehingga memberi peluang bagi para pelaku untuk melakukan hal-hal yang menyimpang dari norma-norma kehidupan dalam bermasyarakat, sehingga mereka berusaha untuk mencari jati diri.
Pembentukan jati diri seseorang adalah hal yang wajar sepanjang dilakukan secara positif dan bermanfaat bagi orang lain seperti halnya bagaimana ia menemukan suatu pola yang dapat mendatangkan income buat dirinya maupun orang lain atau dengan kata lain berinofasi untuk menciptakan hal-hal positif dalam bidang pengetahuan/pendidikan, pengolahan limbah untuk dijadikan suatu hal yang mempunyai nilai seni dll.
Kelompok geng motor adalah salah satu dari sekian kegiatan yang menurut saya adalah mudhorot atau sia-sia, walaupun tidak semua geng motor bertindak anarkis akan tetapi image masyarakat sudah terlanjur memberikan nilai yang negatif terhadap kegiatan tersebut.
Tinggal sekarang bagaimana para pihak-pihak yang berwenang ini menyikapi dan bertindak tegas terhadap para pelaku anarkis yang dilakukan oleh segerombolan penunggang motor tersebut, dan peran serta dari masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk sama-sama mengembalikan para generasi kita ini ke jalan atau kegiatan yang sifatnya positif. Begitu pula pemerintah baik pusat maupun daerah juga harus proaktif ikut serta dalam pembinaan generasi muda dengan cara menciptakan lapangan kerja. Karena salah satu penyebab dari berbagai masalah sosial yang terjadi di negeri ini diantaranya karena kurangnya : lapangan kerja, syarat kerja yang rumit, adanya kerja kontrak dan masih banyak lagi hal-hal yang memicu gejolak sosial lainnya seperti tidak imbangnya kaum kaya dan kaum miskin, tingkat kepedulian masyarakat yang kurang.
Kita hanya bisa berharap bahwa para gerombolan motor ini dapat di bina dan diarahkan ke hal-hal yang positif.